Sunday, May 13, 2007

Memulai Pengembaraan

Mari saling bertemu dan silaturahmi agar budaya silat kita tidak hilang ditelan masa.


jaman dulu para pendekar saling berguru ya jadi guru ya jadi murid. Hal ini karena sikap rendah hati dari para pendekar " diatas langit masih ada langit".

Nah masih ingat dengan kumpulan silaturahmi antara : Romo Mangku (PH), Romo Wignyo (Phasaja), Romo Nardi (TH), Mbah Joyo (BM)...basic ilmu awalnya beda-beda, justru karena jaman dulu udah biasa berbagi karena saling mengakui keunggulan masing2 makanya keempat perguruan diatas ada kemiripan.

Nah mas Sosro Birowo...malah lebih dulu bersilaturahmi ya...justru dengan silaturahmi mas Birowo dapat cerita langsung dari sumbernya..."Perbedaan sejarah" wajar saja mas...yang penting niat saling belajarnya kita tumbuhkan lagi dan mencari perguruan2 yg masih "terhilang".

Apa yg saya paparkan disini bukan "mutlak" tg kebenaran sejarah...paling tidak mempermudah silaturahmi sejarah dengan perguruan2 tua yang "mungkin" berhubungan dengan kita. Beberapa saya sarikan perguruan tua sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur sbb:

STK (1903) di Gringsing, Surabaya
Joyo Gendilo Cipto Mulyo
Setia Hati (1917) di Winongo, Madiun
----> ketiganya by Eyang Suro

Setia Hati PSC (1922) di Pilangbungo, Madiun --> cikal bakal SHT
Persatuan Hati (1927) di Mataram, Jogja --> cikal bakal TH, MP, RA
Persaudaraan Setia Hati (1932) di Semarang --> cikal bakal KPS Nusantara
----> diduga ketiganya berhubungan dengan STK

Lain-lain:
Bayu Manunggal (1930) di Jogja
Pesantren Tebu Ireng (1930) di Jombang
Pencak Tejokusuman (1922) di Jogja

sementara aliran Jawa Barat sedang diselidiki sejarahnya...tunggu ya..
Kesimpulan: terserah masing-masing yang penting kalau ingin akurat ya harus sering2 silaturahmi kaya' mas Birowo.

Lain-lain:
Bayu Manunggal (1930) di Jogja
Pesantren Tebu Ireng (1930) di Jombang
Pencak Tejokusuman (1922) di Jogja